TUMBUH KEMBANG
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
- Pengertian
Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, dan pada masa ini remaja mengalami masa pubertas. Tumbuh merupakan peningkatan ukuran, seperti tinggi dan berat badan atau tiap bagian tubuh. Pertumbuhan dapat diukur dengan satuan kilogram atau sentimeter. Kembang adalah peningkatan fungsi dan keterampilan berupa perubahan psikososial, kognitif, atau fungsi moral.
- Prinsip Tumbuh-Kembang Remaja
- Tumbuh-kembang terjadi secara teratur dan berurutan.
- Tumbuh-kembang dipengaruhi oleh lingkungan sosio-ekonomi (keluarga, teman sebaya, masyarakat, adat istiadat, peraturan, institusi, dan ekonomi, karena menciptakan suasana sosial dan emosional bagi anak.
- Kecepatan tumbuh-kembang spesifik. Tumbuh- kembang berlangsung secara berkesinambungan, tetapi tidak terjadi secara bersamaan. Masing-masing sistem tubuh memiliki waktu untuk penambahan ukuran, berat, dan fungsi.
- Tumbuh-kembang dimulai dari daerah kepala dilanjutkan perkembangan pada tungkai dan kaki.
- Tahap Tumbuh-Kembang Remaja
Tumbuh-kembang terjadi secara bertahap dari masa bayi, toddler (1-3 tahun), prasekolah (3-5 tahun), sekolah (5-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda, tengah baya, dan dewasa tua/lansia. Pada usia remaja (12-18 tahun) pertumbuhan fisik terjadi dalam waktu yang cepat, yaitu 18 - 36 bulan. Perempuan mulai berkembang pesat pada usia 10,5 tahun dan paling cepat pada usia 12 tahun. Remaja putri tingginya bertambah 5 - 20 cm, berat badan bertambah 7 - 25 kg, dan terjadi lebih 2 tahun lebih awal dari remaja laki-laki. Sedangkan laki-laki 2 tahun lebih lambat mulainya, namun laki-laki bertambah 12 – 15 cm dalam 1 tahun hingga pada usia 13 sampai menjelang 14 tahun.
Dalam perkembangan kognitif, remaja mampu berpikir rentang cara mengubah masa depan dan mampu mengantisipasi konsekuensi dari perilaku mereka. Dapat melihat hubungan antara diri mereka dengan lingkungannya. Dari segi moral, remaja biasanya mulai menentang nilai-nilai tradisional dan mencoba mengkajinya secara logis.
Tahap perkembangan remaja dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Remaja awal (12-15 tahun)
remaja awal cenderung mempercayai apa yang ada dalam pikirannya. Dalam hal ini akan membuat anak menjadi tidak mau menerima pendapat orang lain dan menyebabkan mereka tidak takut menentang orang tua ataupun guru. Perilaku seksual remaja pada masa ini lebih bersifat menyelidiki, dan tidak membedakan. Sehingga kontak fisik dengan teman sebaya adalah normal. Remaja pada masa ini berusaha untuk tidak bergantung pada orang lain. Rasa penasaran yang tinggi atas diri sendiri menyebabkan remaja membutuhkan privasi.
b. Remaja menengah (15-18 tahun)
remaja pertengahan mulai bereksperimen dengan ide, memikirkan apa yang dapat dibuat dengan barang barang yang ada, mengembangkan wawasan, dan merefleksikan perasaan kepada orang lain. Remaja pada fase ini juga mulai bereksperimen secara seksual, ikut serta dalam perilaku beresiko, dan mulai mengembangkan pekerjaan diluar rumah. Sebagai akibat dari eksperimen beresiko, remaja pada fase ini dapat mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, kecanduan obat, dan kecelakaan kendaraan bermotor.
c. Remaja akhir (19-22 tahun)
Remaja akhir biasanya lebih berkomitmen pada pasangan 10 seksualnyadaripada remaja pertengahan. Kecemasan karena perpisahan yang tidak tuntas dari fase sebelumnya dapat muncul pada fase ini ketika mengalami perpisahan fisik dengan keluarganya.
- Faktor-Faktor yang memengaruhi Tumbuh-Kembang Remaja
- Faktor Intrinsik
Faktor genetik mempunyai efek yang nyata misalnya orang tua yang tinggi akan mempunyai anak yang tinggi pula. Faktor gizi juga mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan anak. Anak yang mendapat gizi yang baik, tumbuh lebih tinggi, sedangkan anak yang kurang gizi akan lebih pendek. - Faktor Ekstrinsik
Pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh lingkungan, perhatian dan kasih sayang, malnutrisi (kekurangan gizi), penganiayaan fisik atau emosional.
- Faktor Intrinsik
- Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan, yaitu:
- Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
- Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.
- Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok.
- Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
- Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanakkanakan.
- Mampu menyatakan kebebasan dan merasa sebagai seorang individu, tidak hanya sebagai seorang anggota keluarga
- Perasaan memiliki terhadap sebaya (anak laki-laki: membentuk gang, anak perempuan: mempunyai sahabat)
- Menuntut keadilan, tapi cenderung melihat sesuatu sebagai hitam putih serta dari sisi pandang mereka sendiri
DAFTAR PUSTAKA