PHBS REMAJA
A. Pengertian
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam pengertian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan, perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara itu, perubahan- perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu (Sarwono, 2015).
Remaja merupakan individu yang sedang mangalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi relatif mandiri (WHO, 2014).
Menurut Hurlock (2012), ada peningkat pada perubahan sosial yang penting dalam masa remaja. Peningkatan itu meliputi meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, pola perilaku sosial yang lebih matang, pengelompokan sosial baru dan nilai-nilai baru dalam pemilihan teman dan pemimpin, dan dalam dukungan sosial.
B. Tahapan Perkembangan Remaja
Menurut Sarwono (2015), dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan ada tiga (3) tahap perkembangan remaja yaitu:
- Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.
- Remaja Madya (Middle Adolescence)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narcistik”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya.
- Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini:
- Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi
- Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang- orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru.
- Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah
- Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
- Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public).
C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1. Pengertian
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatankesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Sudayasa, 2019).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu srategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga (Depkes, 2017)
Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Proverawati dan Rahmawati, 2015)
2. Indikator PHBS di sekolah
Remaja sekolah ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menurut Proverawati dan Rahmawati (2015), adalah remaja yang melakukan delapan indikator PHBS disekolah, yaitu:
- Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
- Mengkonsumsi jajanan sehat dikantin sekolah
- Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
- Olahraga yang teratur dan terukur
- Memberantas jentik nyamuk
- Tidak merokok
- Membuang sampah pada tempatnya
- Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah dijabarkan sebagai berikut:
- Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
Manfaat mencuci tangan adalah untuk membunuh kuman penyakit yang ada ditangan. Tangan yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Dengan mencuci tangan, maka tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman (Proverawati dan Rahmawati, 2015).
Menurut Depkes (2016), cara mencuci tangan yang benar yaitu:
- Cuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun seperlunya
- Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik
- Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan kuku
- Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir Menurut Sudayasa (2019), waktu yang baik untuk mencuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu:
- Sebelum makan
- Setelah makan
- Setelah BAB
- Setelah BAK
- Setelah batuk atau bersin dan membersihkan hidung
- Setelah olahraga
- Setelah melakukan kegiatan yang kotor-kotor
- Setelah membersihkan sampah dan kerjabakti
- Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Perilaku anak yang jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat dikontrol oleh pihak sekolah, tidak terlindungi, dapat tercemar oleh debu dan kotoran yang mengandung telur cacing, hal ini dapat menjadi sumber penularan infeksi kecacingan pada anak. Selain melalui tangan, transmisi telur cacing dapat juga melalui makanan dan minuman, terutama jajanan yang tidak dikemas dan tidak tertutup rapat (Proverawati dan Rahmawati, 2015).
- Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Jamban adalah suatu ruangaan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding danatap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih (Proverawati dan Rahmawati, 2015).
- Olahraga yang teratur dan terukur
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak yang berarti mempertahankan hidup dan meningkatkan kemampuan gerak yang berarti meningkatkan kualitas hidup. Sehat dinamis hanya dapat diperoleh bila ada kemauan mendinamiskan diri sendiri khususnya melalui olahraga (Proverawati dan Rahmawati, 2015).
Menurut Depkes (2016), ada beberapa manfaat melakukan akivitas fisik secara teratur, yaitu:
- Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis, dll
- Berat badan terkendali
- Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
- Bentuk tubuh menjadi bagus
- Lebih percaya diri
- Lebih bertenaga dan bugar
- Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik
- Memberantas jentik nyamuk
Pemberantasan jentik berkala (PJB) adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada dilingkungan, seperti bak mandi, WC, vas bunga, talang air,dll yang dilakukan secara teratur setiap satu minggu sekali (Dinkes,2017).
Menurut Depkes (2017), melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara tiga M plus yaitu:
- Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan pot, vas bunga
- Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lekukan- lekukan yang dapat menampung air hujan
- Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti kaleng bekas, plastik kresek, dll
- Tidak merokok
Satu putung rokok yang dihisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO). Jika ada anggota sekolah yang merokok (perokok aktif), terlebih didalam ruangan, maka asap yang dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri, melainkan juga orang-orang disekitarnya (perokok pasif) yang tentu saja berefek buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, seharusnya sekolah bebas dari kepulan asap rokok (Dinkes, 2014).
Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantungdan aliran darah, tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker, CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati (Depkes, 2016).
Menurut Proverawati dan Rahmawati (2015), merokok baik secara aktif maupun secara pasif dapat membahayakan tubuh, seperti:
- Menyebabkan kerontokan rambut
- Gangguan pada mata, seperti katarak
- Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok
- Menyebabkan paru-paru kronis
- Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap
- Menyebabkan stroke dan serangan jantung
- Menyebabkan kanker kulit
- Tulang lebih mudah patah
- Menyebabkan kemandulan dan impotensi
- Menyebabkan kanker rahim dan keguguran
- Membuang sampah pada tempatnya
Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, dan lain-lain. Bila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Bila dibakar akan menimbulkan pengotoran udara. Agar sampah-sampah tidak mencemari lingkungan maka sebaiknya membuang sampah pada tempatnya. Dapat dibedakan tempat pembuangan sampahnya, seperti sampah organik(sampah basah) dan sampah an-organik (sampah kering) (Proverawati dan Rahmawati, 2015).
- Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan
Tumbuh berarti bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah sel serta jaringan diantara sel-sel tubuh, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Proverawati dan Rahmawati, 2015). Menurut Depkes (2016) menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan setiap enam bulan dan untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan.
- Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Menurut Proverawati dan Rahmawati (2015), manfaat remaja yang melakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), yaitu:
- Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
- Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa
- Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua.
- Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
- Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain
Menurut Depkes (2017), manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada masyarakat yaitu :
- Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
- Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah- masalah kesehatan
- Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
- Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Menurut Depkes (2017), ada dua tujuan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), yaitu:
- Meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untukmelaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
- Berperan aktif dalam gerakan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di masyarakat
DAFTAR PUSTAKA.
Arikunto,S., 2017. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
. 2015. Menejemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Budiarto,E. 2013. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC.
Depkes RI. 2017. Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan Dan Tokoh Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Siaga. Depkes : Jakarta.
Depkes RI. 2016. Rumah Tangga Ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Depkes : Jakarta.
Dinkes RI. 2014. Modul Panduan Kader. Depkes : Jakarta.
Hurlock, E. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Notoatmodjo, S. 2015. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
. 2017. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Proverawati, A., Rahmawati, E., 2015. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Yogyakarta : Muha Medika.
Riwidikdo, H. 2016. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press. Sarwono, S.W. 2015. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Silalahi, N. 2014. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama. WHO. 2014. World Healthy Organization.