Kehamilan Remaja, dan Abortus
A. Pengertian
1. Kehamilan pada Remaja
Kehamilan remaja merupakan kehamilan yang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun (Depkes RI, 2007). Kehamilan yang terjadi pada perempuan berusia 10 – 14 tahun memiliki resiko 5 kali lipat meninggal dunia selama masa kehamilan ataupun saat persalinan.
2. Abortus
Aborsi ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum waktunya. Dengan batasan usia kehamilan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawirohardjo, 2009).
B. Penyebab dan Faktor yang Mempengaruhi
1. Penyebab Kehamilan pada Remaja
Penyebab dari terjadinya kehamilan pada remaja antara lain: pergaulan bebas, faktor ekonomi, faktor budaya, kurangnya peran orang tua dan rendahnya pendidikan, serta perkembangan iptek yang tidak didasari perkembangan mental yang kuat.
2. Penyebab Abortus
Menurut Rukiyah & Yulianti (2010), ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan abortus, antara lain:
- Faktor Janin
Faktor yang sering dijumpai pada kasus abortus yaitu berupa gangguan pertumbuhan baik pada janin maupun plasenta. - Faktor Ibu
Pada ibu, faktor yang mempengaruhinya meliputi kelainan endokrin (hormonal), faktor kekebalan (imunologi), kelemahan otot leher rahim dan kelainan bentuk rahim. - Faktor Genetik
Lebih dari 60% abortus spontan terjadi pada trimester pertama dengan ditemukannya kromosom trisomi dengan trisomi 16. - Faktor Endokrin
- Faktor Infeksi
Infeksi yang disebabkan oleh TORC (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus) dan malaria. - Faktor Nutrisi
Malnutrisi umum dengan tingkat berat memiliki kemungkinan besar menjadi predisposisi abortus. - Faktor Psikologis
Wanita yang belum matang secara emosional menjadi faktor terjadinya abortus karena belum bisa menerima kehamilannya.
3. Resiko yang Dapat Terjadi
- Resiko Kehamilan Remaja
Kehamilan remaja memiliki resiko yang dapat mengancam nyawa ibu dengan usia dibawah 20 tahun maupun janin yang dikandungnya. Resiko dari kehamilan remaja itu, meliputi:- Kurangnya perawatan kehamilan, tidak mendapatkan perawatan kehamilan yang memadai.
- Keguguran yang dapat disebabkan karena cemas dan stress.
- Tekanan darah tinggi, disebut dengan pregnancy-induced hypertension, biasanya ditandai dengan bengkak pada wajah dan tangan, serta kerusakan organ.
- Kelahiran prematur karena alat reproduksi ibu yang kurang matang.
- Berat lahir bayi rendah, disebut dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu berkisar 1.500 – 2.500 gram.
- Anemia pada saat kehamilan yang disebabkan kurangnya pengetahuan akan pentingnya zat besi selama masa kehamilan.
- Ibu mengalami depresi post-partum setelah melahirkan bayinya.
- Kematian ibu yang tinggi, banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi.
4. Klasifikasi Abortus
Menurut Maryunani & Puspita (2013), ada beberapa jenis abortus diantaranya:
- Abortus Spontan
Abortus yang berlangsung tanpa adanya tindakan. Abortus spontan meliputi:- Abortus Imminens yang merupakan keadaan terjadinya perdarahan intrauterine dengan usia kandungan kurang dari 20 minggu, dengan atau tanpa disertai nyeri dan pengeluaran hasil konsepsi.
- Abortus Insipiens ialah abortus yang ditandai dengan serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka.
- Abortus Inkomplit dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dan sebagian masih tertinggal.
- Abortus Kompletus, keadaan dimana seluruh hasil konsepsi telah keluar.
- Missed Abortion ialah keadaan fetus telah meninggal dalam kandungan pada usia kandungan <20 minggu.
- Abortus Habitualis merupakan keadaan terjadinya keguguran berturut – turut sebanyak 3 kali atau lebih.
- Abortus Infeksius ialah abortus disertai dengan infeksi pada genitalia.
- Abortus Septik, keadaan dimana disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum atau peritonitis atau septicimia.
- Abortus Provokatus
Menurut Rukiyah & Yulianti (2010), abortus provokatus ialah abortus yang dilakukan dengan sengaja, baik dengan alat maupun obat – obatan. Abortus provokatus terbagi menjadi 2, meliputi: (Maryunani & Puspita, 2013)- Abortus Provokatus Medisinalis, yang dilakukan atas dasar pertimbangan dokter untuk menyelamatkan ibu.
- Abortus Provokatus Kriminalis, tindakan yang dilakukan secara ilegal tanpa adanya indikasi medis (unsafe abortion).
Daftar Pusaka
Sari, Danita. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kehamilan pada Usia Remaja di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014. ARKESMAS (1:1), 4 – 17.
Sari, Desi P., &Trisna Y. Handayani, Kefin Yolanda. 2019. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kehamilan Remaja di Kota Batam Tahun 2019. Journal of Midwifery (7:2), 19 – 27.
Nursari, Sefryani., & Putri. 2022. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kehamilan Usia Remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Pandan. Journal of Healthcare Technology and Medicine (8:1), 100 – 110.
Amrina. 2014. Bahaya Kehamilan di Bawah Umur.
Rukiyah, A., & Yulianti, L. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi 4. Jakarta: CV Trans Info Media.
Maryunani & Puspita. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Jakarta: CV Trans Info Media.